FOTO BUKITTINGGI LAMA

Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis hal blog ini

Senin, 16 Juni 2014

3Upacara maarak “anak Pisang” atau Turun Mandi: Sebagai cara untuk menghargai anak laki-laki di kawasan Pesisir Sumatera Barat

Oleh : Nasbahry Couto

hal 3

Dari pengamatan penulis, di Kurao, faktor anak dan keturunan baik itu keturunan laki-laki maupun perempuan mendapat kedudukan dan penghargaan yang sama. Sebab tidak jarang seorang anak laki-laki yang miskin di beri “hak” untuk menggarap tanah suku untuk menghasikan uang.

Dari informasi yang diperoleh, dasar pemikiran dari Ma arak (mengarak) atau Ma antaan (mengantarkan) ini adalah upacara turun mandi. Pada zaman dahulu kelahiran seorang anak di sahkan melalui upacara turun mandi. Dimana setelah seorang anak lahir kemudian di-azan-kan oleh ayahnya, kemudian diadakan pemandian dengan mengucapkan kalimat mantera tertentu dan juga ayat-ayat suci Al Qur an.  Seiring dengan perubahan zaman upacara turun mandi ini berubah menjadi acara mengantarkan (Ma arak)  anak pisang.[8]

Pada suatu waktu, penulis mendapat kesempatan untuk mengamati langsung acara Ma arak (mengarak) yang dimaksud. Upacara yang dilakukan adalah untuk  cucu Naziar dari anak laki-lakinya yang bernama  Isul (lihat bagan di atas). Upacara ini oleh “mak Naziar” boleh disebut dengan “mancaliak anak” Mancaliak dalam bahasa Minang adalah “melihat”, jadi artinya adalah “Melihat anak”, tetapi nama ini juga sering berubah-ubah, yang populer adalah “Ma arak anak Pisang”, sebab dalam hal “melihat” atau mancaliak” ini yang dilakukan adalah “mengantarkan dengan arakan tertentu”.

Ma arak, artinya adalah mengarak, dengan arak-arakan, dimana yang diarak dan diantarkan, disamping “anak pisang itu” berikut beberapa bawaan seperti emas, kain panjang dan sering juga dengan makanan-makanan kecil seperti kue. Bawaan ini di bawa sewaktu melihat upacara anak turun mandi itu ke pihak istri dari anak laki-laki dari Naziar (lihat bagan di atas).

Kapan upacara ini dilakukan?

Menurut penjelasan dari orang tua-tua di sini, upacara ini dilakukan setelah anak berusia satu tahun atau lebih. Dalam acara ini,  anak ini bersama ibunya di arak dari rumah pihak bakonya (pihak bapak dari anak) bersama ibunya ke rumah pihak perempuan (pihak ibu dari anak). Biasanya acara ini di lakukan sebelum puasa, atau pada hari-hari tertentu yang dianggap baik. Pada kesempatan ini, acara ini dilakukan satu hari pada hari minggu tgl.15 Juni 2014) mulai jam 7 pagi sampai jam 18 sore hari.

Apa yang dilakukan dalam upacara ini?

Dalam upacara ini dilakukan beberapa hal sebagai berikut.


 

(1) Persiapan bahan makanan dan sajian makan. Persiapan bahan dilakukan sehari sebelum acara dilakukan. Besoknya, pagi-pagi sekali, pihak “mak”[9] Naziar mulai memasak untuk dimakan para tamu dan orang yang akan mengarak, para penyanyi rebana dan sebagainya. Memasak ini dilakukan di luar rumah bersama-sama dengan kaum kerabat se suku “mak” Naziar. Memasak di lakukan dengan kayu bakar dan dengan tungku dari batu. Sedangkan alat untuk memasak dilakukan bukan di dalam periuk tetapi dengan wajan penggorengan yang sangat besar.


Memasak dengan tungku dan kuali (wajan)

Umumnya bahan makanan ini sederhana sekali diantaranya gulai cubadak,  gulai paku, kalio ayam dan kerupuk balado. Variasi lain dari sajian ini misalnya adalah Goreng belut, goreng ayam, samba lado, rendang kacang, asam padeh ikan sisik, samba buruak-buruak (campuran dari cincang pario, ikan asing, terung, kacang panjang pakai lado mudo), ditambah dengan karupuak sanjai balado

Ibu dan Anak Pisang yang di arak. 

 
 

Bentuk pakaian adat untuk anak kecil



Catatan Kaki

[8]  Pada zaman masuknya Islam di Minangkabau, saat kelahiran seorang anak wajib di azankan oleh ayahnya. Kemudian di lakukan pula upacara turun mandi untuk membersihkan badan sang anak yang baru di lahirkan. Sebagai pertanda anak itu adalah seorang Islam, anak ini harus di "kekahkan".
[9] Mak adalah sebutan untuk seorang ibu, kadang-kadang disebut “Uo” (Tuo).


Artikel ini terdiri dari 4 halaman, Klik kanan halaman yang dituju

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman yang Sering Dikunjungi