FOTO BUKITTINGGI LAMA

Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis hal blog ini

Tampilkan postingan dengan label Arsitektur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Arsitektur. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Oktober 2017

Intagible Cultural Heritage Bangunan Tradisi Minangkabu

Oleh
Nasbahry Couto

Abstrak

The Minangkabau cultural history is influenced by major cultures in generally such as Hinduism and Buddhism, Islam, and by Western or Dutch culture (Amran, Rusli., (1981), Navis, A.A, 1984; Nasbahry C, 1998). Thus both object culture and objectless culture are influenced by these great cultures. The intangible cultural Heritage from anismistic track of cultural and Hindu Buddhism that interpreted from the rules of the building, the way and the arrangement of buildings appear from Mount Merapi, as well as the naming of elements of the building (architecture), and the artifactsin the past culture. According to the study of the original minang tradition building is always stretched out toward the mountain (Syamsul Asri, 1996), four gonjong roofed as a four symbol or Minangkabau cosmology). Likewisethe names of building elements and building frame.
The intangible cultural heritage can also be investigated from words and languages that used for naming elements or parts of buildings. it also from the cull of belief, fairy tales, and minangkabau myths at the past that can be read from the arrangement of carvings on the building of Minangkabautradition. Thus, to examine the intangible cultural heritage aspects of traditional buildings, this study can be approached through semiotics (science of signs) or through the study of cosmology (Bakker, Anton.1995) on Minangkabau tradition culture. The Intangible Cultural Heritage study consist of: (1) oral tradition and expression, including language as a vehicle of intangible cultural heritage; (2) performing arts; (3) social practices, rituals and festival events; (4) knowledge and practice of nature and the universe; (5) traditional skills (Unesco, 2003). That is, "The heritage of intangible cultural heritage ispractices, representations, expressions, knowledge, skills - as well as the instruments, objects, artifacts and cultural spaces linked to them.


Keywords: intangible cultural heritage, minangkabau, languange, traditional building

Minggu, 30 Maret 2014

Nomenklatur (tata nama) bagian kulit Bangunan Rumah Gadang


Oleh Nasbahry Couto


No·men·kla·tur/noménklatur/n artinya :1) penamaan yang dipakai dalam bidang atau ilmu tertentu; atau tata nama; 2) pembentukan (sering kali atas dasar kesepakatan internasional) tata susunan dan aturan pemberian nama objek studi bagi cabang ilmu pengetahuan. 

Selasa, 23 Juli 2013

Ragam Bentuk Rumah Adat Minangkabau


Oleh: Nasbahry Couto


在印度尼西亚,有各种形式的传统建筑,尤其是那些位于西苏门答腊米南加保文化在全省,称为自定义房子
इंडोनेशिया में कस्टम घर बुलाया विशेष रूप से पारंपरिक भवनों, पश्चिम सुमात्रा या Minangkabau संस्कृति के प्रांत में स्थित उन के विभिन्न रूपों, वहाँ रहे हैं
В Индонезии существуют различные формы традиционного здания, особенно те, которые расположены в провинции Западная Суматра или Минангкабау культуры, называется Custom House

(Artikel ini telah direvisi tgl.8 Agustus 2019, karena bisa saja menyebabkan salah tafsir tentang ragam bentuk rumah gadang Minangkabau)

Untuk tidak menimbulkan salah tafsir beberapa hal harus disepakati terlebih dahulu
  1. Bentuk asal rumah gadang adalah bergonjong 4, artinya berapapun jumlah ruangnya tetap bergonjong 4. Gonjong empat ini adalah tanda kebesaran orang minang, pameonya adalah: nan indak tau jo nan siampek bukanlah orang minang. Menyusul kemudian istilah kato nan ampek, tiang nan ampek  dan seterusnya. Kenapa orang minang zaman dahulu mengkultuskan bilangan empat, hal ini memiliki kisah tersendiri (yang disebut oleh para ahli sebagai kosmologi minang) (Couto, N., 1999)
  2. Penamaan rumah gadang itu relatif, sebab antara satu zaman dengan zaman lain atau satu tempat dengan tempat lain bisa berubah. Namun perubahan itu disebabkan adanya variasi bentuk atap, pemberian anjung pada kiri kanan bangunan
  3. Penamaan itu kadang hanya berdasarkan tafsiran saja, misalnya Joni Wongso, yang pakar tentang  tata ruang bangunan vernacular minangkabau, menyebut bangunan rumah gadang surambi papek  (yang banyak di Bukittinggi) sebagai bangunan rumah gadang gajah maharam. Seterusnya rumah gadang gajah maharam (ang banyak di kabupaten tanah datar)  sebagai rumah gadang “rajo babandiang”, dan bangunan rumah gadang gonjong limo di Payakumbuh sebagai rumah gadang bapaserek.( Wongso, 2015)
 Sumber Wongso, Joni, 2015 (disertasi)

Ragam bentuk rumah gadang atau rumah adat mestinya dilihat dari bentuknya, bukan dari nama pemiliknya, memang ada rumah gadang atau rumah adat dinamai berdasarkan pemilik misalnya nama datuk atau raja yang membawahi kaum/sukunya, hal ini adalah hal yang wajar saja, sebab terpakai dalam percakapan sehari-hari dalam kehidupan anak negeri sebuah nagari

Tetapi yang dimaksud dengan ragam bentuk rumah adat Minangkabau, adalah penamaan berdasarkan kajian bentuk bangunannya. Kerelatifan sebuah nama bisa juga disebabkan oleh karena adanya penamaan yang disepakati oleh tukang tuo dan penduduk nagari yang memberikan nama tersebut. Yaotu saat akan membangun rumah gadang tersebut. Bisa juga ada penamaan lain yang diberikan oleh orang yang melihatnya.

Sekarang pembangunan rumah adat tidak lagi oleh tukang tuo dan seperti tatacara di zaman lampau. Oleh karena itu namanya juga diberikan sering sembarangan, dan rasanya perlu diketahui namanya yang asli seperti dulu. Penamaan di bawah ini adalah hasil penelitian penulis dan beberapa rujukan yang dapat dipercaya.Catatan: Untuk memperbesar dan melihat gambar asli setiap gambar/foto, klik 1 x gambar atau foto, untuk kembali tekan esc/enter

Senin, 22 Juli 2013

Rumah Kajang Padati dan Bagian-bagiannya

Oleh: Nasbahry Couto


Gedung Balai Kota Padang yang baru di Air Pacah, Padang mengambil bentuk Kajang Padati ( Foto 5-08-13)


Pada bagian ini penulis akan memperlihatkan beberapa bagian dari rumah gadang yang disebut “Kajang Padati” yang terdapat di Padang. Dari gambar hasil beberapa penelitian rumah tradisional Kajang Padati di daerah Pauh, terlihat bahwa bangunan ini berbeda dengan bangunan rumah gadang di darek, atapnya tidak berbentuk gonjong, tetapi melancip mirip rumah gadang di darek.

Rumah Kajang Padati di Padang



Rumah adat Kajang Padati di Kurao Kapalo Banda, Kel. Gunung Sarik, Kuranji Padang


Istilah Padang dikenal dimana-mana. Dirantau orang, orang minang pasrah saja jika dicap orang Padang. Tetapi bagaimanakah bedanya orang Padang "asli" dari segi budaya, "hal ini akan kelihatan dari budaya takbenda", nampaknya tak banyak tetapi orang akan kecewa jika tidak menemukan rumah gadang di Padang, demikian juga dalam beberapa kearifan lokal orang Padang"asli" nampak sedikit berbeda dengan orang darek. Jangan ditanya kalau dengan orang "Padang Pariaman" banyak sekali kesamaannya.

Baca selengkapnya >>



Jumat, 14 Oktober 2011

Warisan Seni Budaya Minangkabau yang Terlupakan

Oleh Nasbahry Couto



Masih banyak aspek seni dan budaya Minangkabau itu yang belum diungkap dan dibicarakan ,baik di tingkat pendidikan umum (SD,SMP,SMA), maupun PT, di provinsi Sumatera Barat. Sebab yang dibicarakan dalam seni dan budaya Minangkabau itu, mungkin apa yang baik untuk perilaku orang Minang hari ini sebagai kesepakatan budaya, atau hanya sastra lisan, bahkan itu pun sudah tergerus oleh kebudayaan global. Oleh karena itu,  beberapa diantara seni dan budaya Minangkabau lama yang terjadi pada masa lalu itu, akan dikemukakan  oleh penulis dalam bentuk daftar istilah. 

Laman yang Sering Dikunjungi